Ketenaran dari teknologi blockchain kekinian dalam bentuk non-fungible token tampaknya benar-benar booming kemana-mana, bahkan berimbas pada World Wildlife Fund (WWF). Tampak bahwa organisasi non-profit ini ingin coba pendekatan berbeda dengan manfaatkan NFT, namun berakhir cukup menggelikan.
WWF Tegaskan Bahwa NFT Tidak Ramah Lingkungan
Dilansir dari TheVerge, baru-baru ini pihaknya mendapatkan informasi bahwa World Wildlife Fund memang ingin coba luncurkan sebuah NFT. Bukan token biasa, melainkan sebuah NFT yang dibuat sedemikian rupa bahkan dilabeli ramah lingkungan. Langkah ini dilakukan organisasi tersebut demi ikuti hype yang masih saja membahana.
Seakan unjuk keseriusannya, WWF bahkan buat akun di marketplace yang cukup dikenal oleh para aktivis NFT, yaitu OpenSea. Gambar di atas adalah bentuk keseriusan organisasi non-profit ini demi aksi konservasi yang akan dilakukannya nanti. Setidaknya ada 10-an gambar di mana tampilkan spesies yang dilindungi, tentunya dalam bentuk NFT.
Mulai dari yang paling iconic, Giant Panda, Orangutan, Rhino, Penguin, terlihat bahwa isi dari marketplace ini benar-benar spesies yang dilindungi.
Langkah yang dilakukan oleh WWF memang terbilang berani, karena seperti yang kita ketahui, organisasi ini lebih mementingkan lingkungan ketimbang cuan. Oleh karenanya, tak sedikit pihak yang mencibir langkah yang diambil organisasi non-profit ini karena dinilai tidak menyayangi lingkungan.
Alex de Vries, salah seorang digital currency economist, katakan bahwa langkah yang dilakukan WWF hanyalah guyonan. “Mereka seharusnya lebih mencerminkan kepedulian umat manusia terhadap lingkungan, bukan sebaliknya dengan ikuti hype NFT tak berdasar ini,” tandas Alex.
Tak butuh waktu lama, pihak WWF dalam blog-nya pampang ungkapan maaf terkait NFT yang telah diluncurkan sebelumnya itu.
“Kami berterima kasih atas antusiasme membeli NFT demi mendukung konservasi. Kami setuju dengan rekan-rekan kami untuk menutup aktivitas jual beli NFT langsung. Namun, kami akan mencari cara lain untuk mendapatkan dukungan orang-orang yang benar ingin berkontribusi dalam konservasi.”
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author