Ditengah pandemi COVID-19, masyarakat diharuskan dan sangat dianjurkan untuk berdiam dirumah saja. Untuk mengisi kekosongan dirumah tidak sedikit dari kita yang memilih untuk bermain game. Steam tampaknya masih menjadi tempat nongkrong gamer untuk mengisi kebosanannya dengan bermain berbagai game yang ada di library-nya. Dengan kondisi yang seperti saat ini, pengguna Steam juga semakin membludak.
Untuk menjaga agar kondisi sistem khususnya server penyedia di Steam tidak down, Valve memutuskan untuk membatasi fitur auto-update untuk game yang ada di library penggunanya. Seperti yang dilansir dari Engadget, minggu ini Valve akan menerapkan sistem baru dimana auto-update hanya berlaku untuk game yang sering kamu mainkan, khususnya dalam kurun waktu tiga hari kebelakang. Jadi hanya game-game yang sering kamu mainkan tiga hari belakangan yang akan mendapatkan fasilitas auto-update, sementara itu jika masih ada game yang diinstall namun jarang dimainkan bisa di update secara manual jika kamu ingin memainkannya.
Steam sendiri memang menyarankan untuk game-game yang ada di library khususnya yang diinstall untuk dalam kondisi yang selalu terupdate. Apalagi game yang membutuhkan koneksi internet, harus dalam kondisi versi terbaru agar dapat dimainkan dan mendapatkan konten-konten yang baru pula.
Di sisi lain, auto-update terkadang menjengkelkan karena disaat yang tidak diharapkan seperti saat bermain game tiba-tiba ping naik drastis akibat auto-update yang berjalan. Hal tersebut tidak hanya terjadi di Steam saja, seringkali Windows update yang lebih menjengkelkan karena tidak ada notifikasi namun di background sistem berjalan untuk melakukan update yang menguras bandwith hingga kuota internet.
Sumber: Engadget
Mau baca artikel seputar video game hingga informasi menarik lainnya segera kunjungi tulisan dari Happy